Posts

Showing posts from 2012

If You Want Something, Earn It!

Tulisan personal ini hadiah untuk generasi teman online pertama saya, Hangga Nuarta. Saya mau cerita sedikit mengenai saya. Saya Syamsul Alam. Dan jika anda tahu saya, besar kemungkinan anda mengingat saya karena gaya tulisan saya. Tapi dibalik tulisan saya yang terdengar keren, saya adalah pelajar biasa. Sama seperti anda. Tidak karena alasan apapun saya lebih hebat daripada anda -- hei, kita semua dianugrahi otak yang sama! Tapi jika karena suatu alasan anda suka dengan saya, blog saya, tulisan saya maka pastilah saya punya sesuatu yang anda mungkin belum punya. Di post ini saya akan bagikan apa yang membuat saya bergerak, yang membuat saya mau bertindak untuk mengejar apa yang saya impikan. Saya belum sukses dan belum jadi milyuner, tapi besar kemungkinan saya (sedikit) lebih populer daripada anda dan saya ingin bilang bahwa tak perlu khawatir, karena segera setelah anda menyelesaikan post ini, anda akan punya hampir semuanya untuk menjadi sebaik saya -- atau bahkan lebih

Aku Belajar karena Aku Mau

Image
Sewaktu TK, motivasi belajarku adalah murni karena kesenangan. Aku merasakan kepuasan tersendiri ketika berhasil mengenali huruf baru, bisa membacanya, dan menuliskannya pada buku kotak-kotakku. Ketika SD, motivasi belajarku adalah ingin menjadi lebih baik dari teman-temanku. Senang rasanya menjadi yang paling pintar dan dapat mengajari mereka. Senang juga banyak yang menyukaiku, baik teman maupun guru. Dan senang pula ketika rapor dibagikan, orang tuaku memujiku karena mendapat peringkat satu. Ketika SMP, semakin banyak hal yang aku kenal. Komputer dan internet memberikan ketertarikan baru dan lebih besar dari yang dapat diberikan buku. Dengan internet aku bisa mendapatkan informasi, gambar, bahkan bermain game bersama teman-teman. Selain mendapatkan pengetahuan, aku juga mendapatkan kesenangan darinya. Sejak saat itu waktu belajarku sangat tersita untuk bermain komputer dan internet. Di SMP aku juga mulai mempertanyakan untuk apa belajar macam-macam pelajaran, yang toh tanpa memp

Transportasi dari UI ke Soekarno-Hatta

Image
Bagi (anak daerah) yang belum tahu dari Universitas Indonesia ke bandara Soekarno-Hatta bisa naik apa yang murah dan cepat, mungkin bisa coba beberapa alternatif berikut ini: Alternatif 1 Berangkat dari stasiun Pondok Cina Depok naik KRL commuter line, harga tiket Rp 6.000,-, waktu tempuh 50 menit menuju stasiun Gambir. Dari stasiun Gambir naik bis Damri yang lokasi mangkalnya di belakang stasiun. Harga tiketnya Rp 20.000,- dengan waktu tempuh 50 menit menuju Bandara Soetta. Total biaya Rp 26.000,- dan waktu tempuh 100 menit. Keunggulannya naik KRL lebih nyaman daripada naik angkot. Lokasi mangkal Damri di Gambir tidak bau seperti di Pasar Minggu. Sambil menunggu Damri berangkat bisa juga ngelihat-lihat aktifitas orang di Monas, di belakang stasiun Gambir. Alternatif 2 Berangkat dari jalan raya Margonda, naik angkot nomor 04 menuju terminal Pasar Minggu. Ongkosnya Rp 3.000,- dengan waktu tempuh 30 menit. Dari Pasar Minggu naik Damri ke Soekarno Hatta dengan harga tiket

Negasikan

Setujukah Anda kalau saya bilang antara suka dipuji dengan takut dicela seharusnya dinegasikan menjadi tidak suka dipuji dan tidak takut dicela? Ketika seseorang terlalu suka dipuji, bisa jadi hal-hal yang dia lakukan hanya ditujukan untuk mendapat pujian orang lain. Dan ketika orang tersebut tidak melakukan sesuatu (padahal itu baik dan benar) dikarenakan takut dicela. Kalau sampai terperangkap seperti ini, rugilah kita. Ketika melakukan sesuatu, kita kehilangan esensi yang seharusnya kita dapatkan. Dan ketika tidak melakukan sesuatu, kita pun kehilangan kesempatan untuk mendapatkan hal yang mungkin kita (dan orang lain) butuhkan. Kenapa suka dipuji? Seseorang yang jarang mendapatkan pujian sejak masa kecilnya mungkin adalah orang yang punya kemungkinan lebih besar untuk menikmati pujian. Bagaimanapun, kita merasa bahagia atau senang ketika dipuji. Ibarat makanan, pujian adalah makanan yang enak. Jika sedari kecil seseorang tidak pernah makan enak, sekalinya dia mencicipi makanan

Membawa Terlalu Banyak

Awal bulan ini saya sudah tidur di tempat tinggal baru. Dari Asrama UI pindah ke kamar kos di daerah Pondok Cina (Pocin). Hal ribet pertama yang saya temui di tempat kos baru adalah: menata barang-barang. Beberapa teman mengatakan barang-barang saya terlalu banyak. Seorang teman mengatakan bahwa saya terlalu sayang untuk membuang barang. Saya lihat ke penjuru kamar. Dia benar. Bahkan perlengkapan ospek pun masih saya simpan. Padahal sudah tidak ada gunanya untuk saya. Dalam kehidupan sehari-hari, begitu juga jadinya. Terlalu banyak hal dari masa lalu dan tidak penting yang masih saya simpan dalam pikiran. Terlalu memikirkan kenangan-kenangan buruk, kesalahan-kesalahan masa lalu, impian-impian yang tidak tercapai, dsb. Hidup jadi berat, sulit ditata. Sekarang, buang pikiran-pikiran yang tidak berguna. Hiduplah dengan bebas!

Bukan Sibuknya

Di kampus, ada teman yang setiap paginya dia bangun lebih awal buat jualan nasi uduk keliling asrama putra . Lalu siangnya kuliah yang seringkali sampai sore (jam 6). Belum kegiatan-kegiatan lain yang dia ikuti seperti klub debat di kampus dan bisnis lain di luar kampus. Di sisi lain, ada anak yang paginya juga bangun pagi, tapi dia masih bisa santai-santai internetan. Siangnya dia juga kuliah dan kadang-kadang juga sampai sore. Setelah kuliah dia bisa langsung pulang karena tidak ikut banyak kegiatan di kampus maupun di luar kampus seperti anak pertama tadi. Dengan kata lain, anak kedua ini lebih tidak sibuk daripada anak pertama. Tapi tahukah elo, meski lebih sibuk, anak pertama tidak lebih stress daripada anak kedua. Ketika ditanya prestasi akademisnya pun, si anak pertama ternyata lebih baik dari anak kedua (padahal mereka masuk UI lewat jalur yang sama, SNMPTN Tulis , yang berarti secara kasar bisa diasumsikan mereka memiliki kecerdasan yang setara), dan pencapaian-pencapaian

I was so Serious

Image
Why so serious? Begitu ledekan Joker dalam kisah Batman. Akhir-akhir ini, gue jadi sering berpikir tentang itu. Bahwa selama ini gue terlalu serius. Bahkan saat nulis post ini, gue masih aja terlalu serius. Hahaa... :D Well , jika mengingat kebelakang, ternyata yang gue capai dengan sikap yang terlalu serius itu juga gak terlalu baik. Akademis Semester pertama kuliah gue lalui dengan galau dan galau yang sangat galau. Entah kenapa gue bisa mikirin begitu banyak hal dalam satu waktu itu, sampai akibatnya gue jadi lemes sendiri. Energi gue habis hanya untuk berpikir. Gue terlalu serius tentang kuliah. Yang harus dapat IP bagus lah, mencapai mimpi lah, harapan orang tua lah. Gue jadi tertekan banget dalam belajar. Apalagi pertama kali datang ke kampus, gue terkaget-kaget dengan betapa pinternya anak-anak dari seluruh Indonesia itu. Oh my, I did so bad to myself . Okay, kita memang harus mengusahakan IP bagus, mengejar mimpi-mimpi, dan memenuhi harapan orang tua, tapi ya gak s

Belanja Online

Image
Meski internet udah jadi semakin biasa, masih banyak gue temui orang-orang yang enggan belanja online. Beberapa diantara mereka beralasan karena ada berita-berita jelek di luar sana yang mengatakan bahwa kebanyakan penjualan di internet adalah penipuan. Mungkin bener juga sih apa yang diberitakan itu, tapi sejauh ini, beberapa kali gue beli-beli online, Alhamdulillah gue belum pernah ketipu. Keuntungan Belanja Online Kadang ada barang-barang yang sulit kita cari di toko-toko fisik, dapat kita temukan dengan mudah dengan Google. Misalnya kaos motivasi yang gue beli waktu SMA dulu. Kaos seperti itu unik, belum pernah gue temuin di toko-toko deket rumah gue, oke jadi gue beli online. Seringkali juga di toko online harganya bisa lebih murah. Misalnya saat beli notebook yang gue pakai ngetik sekarang ini. Dulu harganya selisih beberapa ratus ribu gitu lho dengan di toko komputer fisik yang udah gue lihat-lihat. Selain itu, belanja online bisa ngebantu kita dapetin produk-produk y

Jepretan Pertama

Image
Buka-buka folder foto, eh nemu jepretan-jepretan pertama gue yang sengaja dibuat untuk tujuan fotografi (baca: belajar fotografi). Waktu itu pinjam kamera DSLR punya teman yang sekarang di IPB. Hahaha... Tapi ya gitu lah... Pasti ini belum ada unsur indahnya. Mungkin hanya ada unsur maknanya aja (yang kemungkinan juga hanya gue yang paham). Hahaha...

Teman yang Baik

Sejak kecil, sering kali kita ditanamkan pemikiran bahwa teman yang merokok, minum minuman keras, mesum, dan tawuran di jalan raya itu bukan teman yang baik. Gue setuju. Karena memang hal-hal itu bukan hal yang baik untuk kesehatan. Tapi setelah agak besar (kelas 3 SMA), gue ngelihat hal yang beda. Teman gue, yang orangnya ngerokok, kadang-kadang mabuk dan nonton film porno, kadang-kadang juga kebut-kebutan di jalan gak pakai helm, yang sebelumnya gue pandang sebagai orang yang benar-benar ancur dan gak perlu dijadiin teman, ternyata punya sisi yang menyentuh. Dia orang yang perhatian ke temannya. Suka bantuin teman. Bahkan seringkali lebih setiakawan dari orang-orang yang kelihatan luarnya baik (seperti gue misalnya - ya, dari luar gue terlihat pendiam dan unyuunyu , tapi frankly speak , gue juga punya banyak sisi item). Ya, gue jadi sadar, orang-orang gak hanya hitam dan putih. Gak ada orang yang benar-benar jahat, dan juga sebaliknya. Setiap orang punya sisi yang semestinya kit

Melakukan yang Dicintai

Ada satu kesalahan yang kita lakukan ketika kita asal menerima tawaran apa saja yang diberikan pada kita. Apalagi kalo hal ini serius, seperti menjadi panitia sebuah kegiatan. Kita menerima padahak kita belum tau apa yang bisa kita sumbangkan untuk kegiatan itu, atau kita masih ragu apakah kita suka dengan kegiatan itu. Apakah kita bakal kerja dengan senang hati dan antusias dalam kepanitiaan itu. Antusiasme Sesuatu yang tidak ada ketika gue melakukan sesuatu yang gue kurang suka adalah antusiasme. Semangat yang menggebu untuk menyelesaikan pekerjaan dan memberikan yang terbaik. Ngerjakan tugas rasanya malas. Baru bergerak kalo ada peringatan dari senior, "Hey, gimana progress-nya?" Mencintai yang Dilakukan Love is zero , begitu dikatakan dalam Detective Conan. Tidak ada pekerjaan besar yang tidak dimulai dari nol. Semua pekerjaan besar dimulai dengan cinta. Karena itu, mungkin bagi kita-kita yang sudah terlanjur menerima suatu pekerjaan yang kurang kita cintai, cintail

Semester 2

Ini hari ke lima di semester dua gue di FEUI, dan akhirnya gue tau siapa aja Bapak dan Ibu yang akan ngajarin gue macem-macem untuk 4 bulan ke depan. Sebenernya sebelum masuk kelasnya pun gue udah dapet testimoni tentang beliau-beliau itu, dan rejekinya, beberapa dosen yang gue dapet itu dosen yang menurut kebanyakan orang adalah killer . Misalnya untuk matkul Koperasi dan MPK Inggris. Dan setelah masuk kelasnya dia, emang ada benernya sih yang dibilang orang-orang. Dosen-dosen tersebut emang punya keketatan lebih dari dosen-dosen lainnya (yang pernah gue rasain), tapi kabar gembiranya, mereka juga nawarin sesuatu yang gak dikasih dosen-dosen lain yang gak begitu ketat. Misalnya buat dosen Koperasi, beliau itu orang yang peduli banget sama mahasiswanya. Waktu pertama masuk gue sempat kaget dengan penampilan dosen yang satu ini, udah sepuh (angkatan 69), rambut dan jenggotnya panjang, dan putih lagi. Mirip para ekonom Eropa jaman dulu aje (aish, emang gue tau? haha). Seolah-olah ingin

Penyakit Paling Akut (2) - End

Image
Sumber gambar: http://fauzanzasqi.files.wordpress.com Setelah prokrastinasi dan malas , hidup seseorang akan jadi lebih menderita lagi dengan penyakit kurang bersyukur, menyesali masa lalu, dan mengeluh. Ketika seorang prokastinator dan pemalas yang juga terkena penyakit kurang bersyukur melihat orang-orang yang lebih 'sempurna' di sekitar mereka, mereka akan iri dan protes kepada Tuhan. Bahkan tidak jarang mereka jadi depresi dan menghujat diri sendiri. Mereka hanya berpikir tentang kekurangan-kekurangannya dan tenggelam hingga hampir mati disitu. Kemudian menyesali masa lalu. Orang-orang yang menyesali masa lalu sebenarnya tega dan kejam sekali dengan diri mereka. Mereka menyiksa diri sendiri dengan kesalahan-kesalahan terdahulu yang mungkin juga sudah dilupakan orang-orang. Orang-orang yang menyesali masa lalu ini biasanya juga seorang perfeksionis. Mereka menginginkan segala sesuatu yang sempurna, tak ada cacat, tak ada salah, tak ada celah. Tapi sebenarnya ini merupa

Penyakit Paling Akut

Image
Ga ada yang lebih akut rasanya dari terkena komplikasi penyakit prokrastinasi, malas, kurang bersyukur, menyesali masa lalu , dan mengeluh. Berdasarkan pengamatan (dan pengalaman) penyakit itu bisa ngebuat hidup orang yang baik-baik aja, bahkan cenderung super fun dan menarik menjadi sangat tidak menarik, garing, monoton, lemas, tak bertujuan, tak bersemangat, dan ciri-ciri sejenis itu. Karena prokrastinasi, seseorang jadi menunda bahkan mengabaikan hal-hal sangat penting yang seharusnya mereka selesaikan duluan sebelum mengerjakan hal-hal lain yang kurang penting. Misalnya, seorang mahasiswa normal akan belajar dan mengerjakan tugas kuliah lebih dulu ketimbang facebookan. Tapi mahasiswa prokrastinasi akan melakukan yang sebaliknya. Pada awalnya mereka berikrar hanya akan facebookan 15 menit atau setengah jam. Tak terasa waktu 4 jam berlalu untuk update dan komen status, lihatin profil orang, main game, dll. Tak cukup sampai disitu. Mungkin mereka sudah berhenti dari facebook dan