Posts

Showing posts from February, 2012

Bukan Sibuknya

Di kampus, ada teman yang setiap paginya dia bangun lebih awal buat jualan nasi uduk keliling asrama putra . Lalu siangnya kuliah yang seringkali sampai sore (jam 6). Belum kegiatan-kegiatan lain yang dia ikuti seperti klub debat di kampus dan bisnis lain di luar kampus. Di sisi lain, ada anak yang paginya juga bangun pagi, tapi dia masih bisa santai-santai internetan. Siangnya dia juga kuliah dan kadang-kadang juga sampai sore. Setelah kuliah dia bisa langsung pulang karena tidak ikut banyak kegiatan di kampus maupun di luar kampus seperti anak pertama tadi. Dengan kata lain, anak kedua ini lebih tidak sibuk daripada anak pertama. Tapi tahukah elo, meski lebih sibuk, anak pertama tidak lebih stress daripada anak kedua. Ketika ditanya prestasi akademisnya pun, si anak pertama ternyata lebih baik dari anak kedua (padahal mereka masuk UI lewat jalur yang sama, SNMPTN Tulis , yang berarti secara kasar bisa diasumsikan mereka memiliki kecerdasan yang setara), dan pencapaian-pencapaian

I was so Serious

Image
Why so serious? Begitu ledekan Joker dalam kisah Batman. Akhir-akhir ini, gue jadi sering berpikir tentang itu. Bahwa selama ini gue terlalu serius. Bahkan saat nulis post ini, gue masih aja terlalu serius. Hahaa... :D Well , jika mengingat kebelakang, ternyata yang gue capai dengan sikap yang terlalu serius itu juga gak terlalu baik. Akademis Semester pertama kuliah gue lalui dengan galau dan galau yang sangat galau. Entah kenapa gue bisa mikirin begitu banyak hal dalam satu waktu itu, sampai akibatnya gue jadi lemes sendiri. Energi gue habis hanya untuk berpikir. Gue terlalu serius tentang kuliah. Yang harus dapat IP bagus lah, mencapai mimpi lah, harapan orang tua lah. Gue jadi tertekan banget dalam belajar. Apalagi pertama kali datang ke kampus, gue terkaget-kaget dengan betapa pinternya anak-anak dari seluruh Indonesia itu. Oh my, I did so bad to myself . Okay, kita memang harus mengusahakan IP bagus, mengejar mimpi-mimpi, dan memenuhi harapan orang tua, tapi ya gak s

Belanja Online

Image
Meski internet udah jadi semakin biasa, masih banyak gue temui orang-orang yang enggan belanja online. Beberapa diantara mereka beralasan karena ada berita-berita jelek di luar sana yang mengatakan bahwa kebanyakan penjualan di internet adalah penipuan. Mungkin bener juga sih apa yang diberitakan itu, tapi sejauh ini, beberapa kali gue beli-beli online, Alhamdulillah gue belum pernah ketipu. Keuntungan Belanja Online Kadang ada barang-barang yang sulit kita cari di toko-toko fisik, dapat kita temukan dengan mudah dengan Google. Misalnya kaos motivasi yang gue beli waktu SMA dulu. Kaos seperti itu unik, belum pernah gue temuin di toko-toko deket rumah gue, oke jadi gue beli online. Seringkali juga di toko online harganya bisa lebih murah. Misalnya saat beli notebook yang gue pakai ngetik sekarang ini. Dulu harganya selisih beberapa ratus ribu gitu lho dengan di toko komputer fisik yang udah gue lihat-lihat. Selain itu, belanja online bisa ngebantu kita dapetin produk-produk y

Jepretan Pertama

Image
Buka-buka folder foto, eh nemu jepretan-jepretan pertama gue yang sengaja dibuat untuk tujuan fotografi (baca: belajar fotografi). Waktu itu pinjam kamera DSLR punya teman yang sekarang di IPB. Hahaha... Tapi ya gitu lah... Pasti ini belum ada unsur indahnya. Mungkin hanya ada unsur maknanya aja (yang kemungkinan juga hanya gue yang paham). Hahaha...

Teman yang Baik

Sejak kecil, sering kali kita ditanamkan pemikiran bahwa teman yang merokok, minum minuman keras, mesum, dan tawuran di jalan raya itu bukan teman yang baik. Gue setuju. Karena memang hal-hal itu bukan hal yang baik untuk kesehatan. Tapi setelah agak besar (kelas 3 SMA), gue ngelihat hal yang beda. Teman gue, yang orangnya ngerokok, kadang-kadang mabuk dan nonton film porno, kadang-kadang juga kebut-kebutan di jalan gak pakai helm, yang sebelumnya gue pandang sebagai orang yang benar-benar ancur dan gak perlu dijadiin teman, ternyata punya sisi yang menyentuh. Dia orang yang perhatian ke temannya. Suka bantuin teman. Bahkan seringkali lebih setiakawan dari orang-orang yang kelihatan luarnya baik (seperti gue misalnya - ya, dari luar gue terlihat pendiam dan unyuunyu , tapi frankly speak , gue juga punya banyak sisi item). Ya, gue jadi sadar, orang-orang gak hanya hitam dan putih. Gak ada orang yang benar-benar jahat, dan juga sebaliknya. Setiap orang punya sisi yang semestinya kit

Melakukan yang Dicintai

Ada satu kesalahan yang kita lakukan ketika kita asal menerima tawaran apa saja yang diberikan pada kita. Apalagi kalo hal ini serius, seperti menjadi panitia sebuah kegiatan. Kita menerima padahak kita belum tau apa yang bisa kita sumbangkan untuk kegiatan itu, atau kita masih ragu apakah kita suka dengan kegiatan itu. Apakah kita bakal kerja dengan senang hati dan antusias dalam kepanitiaan itu. Antusiasme Sesuatu yang tidak ada ketika gue melakukan sesuatu yang gue kurang suka adalah antusiasme. Semangat yang menggebu untuk menyelesaikan pekerjaan dan memberikan yang terbaik. Ngerjakan tugas rasanya malas. Baru bergerak kalo ada peringatan dari senior, "Hey, gimana progress-nya?" Mencintai yang Dilakukan Love is zero , begitu dikatakan dalam Detective Conan. Tidak ada pekerjaan besar yang tidak dimulai dari nol. Semua pekerjaan besar dimulai dengan cinta. Karena itu, mungkin bagi kita-kita yang sudah terlanjur menerima suatu pekerjaan yang kurang kita cintai, cintail

Semester 2

Ini hari ke lima di semester dua gue di FEUI, dan akhirnya gue tau siapa aja Bapak dan Ibu yang akan ngajarin gue macem-macem untuk 4 bulan ke depan. Sebenernya sebelum masuk kelasnya pun gue udah dapet testimoni tentang beliau-beliau itu, dan rejekinya, beberapa dosen yang gue dapet itu dosen yang menurut kebanyakan orang adalah killer . Misalnya untuk matkul Koperasi dan MPK Inggris. Dan setelah masuk kelasnya dia, emang ada benernya sih yang dibilang orang-orang. Dosen-dosen tersebut emang punya keketatan lebih dari dosen-dosen lainnya (yang pernah gue rasain), tapi kabar gembiranya, mereka juga nawarin sesuatu yang gak dikasih dosen-dosen lain yang gak begitu ketat. Misalnya buat dosen Koperasi, beliau itu orang yang peduli banget sama mahasiswanya. Waktu pertama masuk gue sempat kaget dengan penampilan dosen yang satu ini, udah sepuh (angkatan 69), rambut dan jenggotnya panjang, dan putih lagi. Mirip para ekonom Eropa jaman dulu aje (aish, emang gue tau? haha). Seolah-olah ingin