Kenapa Kita Sulit Berkembang?
Sering tanpa kita sadari, kita membatasi diri sendiri untuk berkembang. Pernah kan Anda suatu ketika melihat orang dengan segudang skill lalu berkata, "Ya, dia beruntung lahir dengan bakat yang bagus dan lingkungan yang mendukung. Sementara aku kan anaknya biasa aja. Lingkunganku pun biasa-biasa aja. Jadi wajar kalau aku tidak sehebat dia. Lagian, mungkin bakatku bukan disitu." Hahaha… Saya baru sadar ternyata hal itu yang selama bertahun-tahun belakangan ini menghambat saya. Ketika melihat teman yang jago matematika saya selalu berkata, "Okay, dia emang jago matematika, dan aku lemah. Aku terima. Tapi aku juga jago di bidang lain. No problem." Dan setelah itu, diri saya semakin yakin bahwa mempelajari matematika itu tidak perlu. See?
Ketika berkata seperti itu pada diri sendiri mungkin saya lupa bahwa semasa TK sampai SD kelas 6 dulu saya ini jago matematika. Hanya karena di SMP saya menjadi rada malas, lantas sampai sekarang saya menghakimi diri saya sebagai orang yang bodoh matematika.
Well, yang ingin saya sampaikan hari ini, marilah kita lebih percaya diri. Marilah kita melihat diri kita sebagai pribadi yang lebih mampu. Berhenti merendahkan pribadi yang sangat berpotensi itu. Dan yang perlu kita lakukan mulai sekarang adalah ketika kita melihat orang hebat, kita harus mengatakan pada diri sendiri, “Perlu nggak ya aku dengan kemampuan itu?” Jika diri Anda mengiyakan, segera pelajari. Jangan membuang waktu lebih banyak lagi dengan merasa pesimis dan tidak berbakat atau terus-terusan mengeluh. Perlu kita tahu bahwa tidak ada orang yang sangat sukses di dunia ini hanya dengan bakat. Mereka yang sangat berhasil lebih banyak bekerja keras daripada mengandalkan bakat bawaan lahir mereka. Pernah membaca kisah Thomas Alva Edison sang penemu bola lampu dan ribuan benda hebat lainnya itu?
Bahkan Albert Einstein pun -Ilmuwan terhebat abad 20- mengatakan bahwa sebenarnya dia tidak begitu berbakat (pintar). Melainkan dia hanya bertahan dengan masalahnya sedikit lebih lama.
So, marilah kita bebaskan diri kita untuk menjadi hebat sebagaimana inginnya, lalu perhatikan apa yang terjadi.
Bagaimana menurut Anda kawan? Do you have an opinion? Let’s discuss it!
Ketika berkata seperti itu pada diri sendiri mungkin saya lupa bahwa semasa TK sampai SD kelas 6 dulu saya ini jago matematika. Hanya karena di SMP saya menjadi rada malas, lantas sampai sekarang saya menghakimi diri saya sebagai orang yang bodoh matematika.
Well, yang ingin saya sampaikan hari ini, marilah kita lebih percaya diri. Marilah kita melihat diri kita sebagai pribadi yang lebih mampu. Berhenti merendahkan pribadi yang sangat berpotensi itu. Dan yang perlu kita lakukan mulai sekarang adalah ketika kita melihat orang hebat, kita harus mengatakan pada diri sendiri, “Perlu nggak ya aku dengan kemampuan itu?” Jika diri Anda mengiyakan, segera pelajari. Jangan membuang waktu lebih banyak lagi dengan merasa pesimis dan tidak berbakat atau terus-terusan mengeluh. Perlu kita tahu bahwa tidak ada orang yang sangat sukses di dunia ini hanya dengan bakat. Mereka yang sangat berhasil lebih banyak bekerja keras daripada mengandalkan bakat bawaan lahir mereka. Pernah membaca kisah Thomas Alva Edison sang penemu bola lampu dan ribuan benda hebat lainnya itu?
Bahkan Albert Einstein pun -Ilmuwan terhebat abad 20- mengatakan bahwa sebenarnya dia tidak begitu berbakat (pintar). Melainkan dia hanya bertahan dengan masalahnya sedikit lebih lama.
It’s not that I’m so smart, it’s just that I stay with problems longer. ~Albert Einstein.
So, marilah kita bebaskan diri kita untuk menjadi hebat sebagaimana inginnya, lalu perhatikan apa yang terjadi.
Bagaimana menurut Anda kawan? Do you have an opinion? Let’s discuss it!
Comments
Post a Comment