Bertumbuh
Melihat kembali postingan saya dari awal blog ini menimbulkan perasaan yang bercampur. Utamanya sih malu. Dulu saya begitu berapi-api, idealis, ambisius, dan sangat butuh validasi orang lain. Bukan berarti menjelekkan diri sendiri. Tapi itu poin dari tulisan ini, bahwa kita bertumbuh. Saya melihat diri saya bertumbuh.
Bukan perjalanan yang singkat. Banyak yang harus dilalui. Banyak kesalahan. Dan banyak orang yang membantu di sepanjang perjalanan.
Saya tidak tahu apakah semua orang merasakan hal yang sama. Tapi banyak hal dalam proses ini serasa seperti menang undian. Mungkin, tidak semua orang punya hasrat yang sama untuk bertumbuh. Maka orang-orang yang memiliki perasaan ingin terus belajar dan menjadi lebih baik, saya rasa adalah orang yang beruntung.
Tapi keberuntungan tidak berhenti sampai disitu. Karena dengan keinginan kuat saja tidak cukup, kita butuh belajar dan berinteraksi dengan orang lain. Ada orang yang lebih beruntung terkait hal ini, dimana dia bisa berinteraksi dengan orang-orang yang lebih membantu dalam proses pertumbuhan tersebut. Seperti orang tua yang mendukung, guru-guru yang baik, teman kuliah yang suportif, bos kantor yang peduli, dan sebagainya.
Namun di luar keberuntungan, hal lain yang berperan penting adalah waktu. Sejak blog ini dibuat hingga sekarang, sudah 12 tahun berlalu. Pertumbuh berjalan perlahan, dan jika dilihat dalam periode singkat, tahun ke tahun, saya merasa seolah disitu-situ saja. Namun ketika diberikan cukup waktu, kita bisa melihat ternyata kita sudah bertumbuh cukup jauh.
Meski begitu, kalau sudah bertumbuh banyak bukan berarti tidak perlu bertumbuh lagi. Dan bagi saya, ini tantangan yang susah. Memahami kenapa kita harus terus tumbuh adalah hal yang sangat sulit. Dan tanpa itu, kita akan bingung kemana kita harus tumbuh, bagaimana caranya, dan sebagainya.
Jika begitu, saya berharap, semoga keberuntungan yang membawa kita sampai sejauh ini, akan membawa kita menemukan jawaban dari pertanyaan kenapa tadi.
Comments
Post a Comment