Kehidupan dan Mengendarai Motor

Hidup ini persis seperti mengendarai motor. Untuk bisa sampai ke tempat tujuan dengan selamat, kita harus menoleh ke depan. Bolehlah jika sekali-kali melihat kaca spion, hanya untuk memastikan bahwa tidak ada yang akan menubruk kita saat berbelok atau menyebrang jalan. Tapi tetap saja segera setelah itu kita harus selalu melihat ke depan.

Karena mengendarai motor itu layaknya kehidupan kita, maka jika ingin sukses (sampai di tempat yang kita tuju dengan selamat) dalam hidup ini, kita harus menoleh ke depan (masa depan). Boleh kita menoleh ke kaca spion (masa lalu), tapi pastikan itu hanya sebentar dan hanya untuk belajar. Hanya untuk memastikan kita selamat saat menyebrang dari satu sisi jalan ke sisi yang lain. Jika kita terus-terusan menoleh ke spion, apa yang akan terjadi? Ya, pasti akan menabrak atau ditabrak sesuatu.

Masih dalam konteks mengendarai motor, jika kita ingin sampai di suatu tempat, pertama kita harus tahu persis dimana tempat yang kita tuju tersebut. Kita harus tahu dengan jelas apa tujuan hidup kita. Betul? Karena jika tidak, kita hanya akan berjalan berputar-putar kesana kemari tanpa tujuan yang jelas, hingga bahan bakar kendaraan kita habis. Jika begitu lalu bagaimana? Okelah, bahan bakar masih bisa diisi ulang di SPBU, so anggap saja bahan bakar ini sebagai semangat. Tapi, bagaimana jika mesin motor kita yang rusak? Sedangkan jenis motor yang kita miliki sudah tidak diproduksi lagi baik barang maupun suku cadangnya. Bagaimana? Mesin ini adalah tubuh kita. Jika tubuh sudah tidak bisa kita gunakan, itu berarti kita meninggal. Bagaimana jika begini?

Oleh karena itu, kita harus menentukan kemana kita akan menuju. Kalau tidak, orang lain yang akan menentukannya untuk kita. Dan sudah menjadi hukum kehidupan dimana yang ditentukan orang lain itu hanya akan selalu berkualitas apa adanya. Maukah Anda menerima yang hanya apa adanya?

Comments

Popular posts from this blog

Download Ringkasan Materi Fisika SMA Kelas 1-3 Lengkap

Pengalaman Magang di Traveloka (Summer Intern)

Pengalaman Traveling ke Guangzhou, China

Transportasi dari UI ke Soekarno-Hatta