Membawa Terlalu Banyak
Awal bulan ini saya sudah tidur di tempat tinggal baru. Dari Asrama UI pindah ke kamar kos di daerah Pondok Cina (Pocin). Hal ribet pertama yang saya temui di tempat kos baru adalah: menata barang-barang. Beberapa teman mengatakan barang-barang saya terlalu banyak. Seorang teman mengatakan bahwa saya terlalu sayang untuk membuang barang. Saya lihat ke penjuru kamar. Dia benar. Bahkan perlengkapan ospek pun masih saya simpan. Padahal sudah tidak ada gunanya untuk saya.
Dalam kehidupan sehari-hari, begitu juga jadinya. Terlalu banyak hal dari masa lalu dan tidak penting yang masih saya simpan dalam pikiran. Terlalu memikirkan kenangan-kenangan buruk, kesalahan-kesalahan masa lalu, impian-impian yang tidak tercapai, dsb. Hidup jadi berat, sulit ditata.
Sekarang, buang pikiran-pikiran yang tidak berguna. Hiduplah dengan bebas!
Dalam kehidupan sehari-hari, begitu juga jadinya. Terlalu banyak hal dari masa lalu dan tidak penting yang masih saya simpan dalam pikiran. Terlalu memikirkan kenangan-kenangan buruk, kesalahan-kesalahan masa lalu, impian-impian yang tidak tercapai, dsb. Hidup jadi berat, sulit ditata.
Sekarang, buang pikiran-pikiran yang tidak berguna. Hiduplah dengan bebas!
Comments
Post a Comment