Negasikan
Setujukah Anda kalau saya bilang antara suka dipuji dengan takut dicela seharusnya dinegasikan menjadi tidak suka dipuji dan tidak takut dicela? Ketika seseorang terlalu suka dipuji, bisa jadi hal-hal yang dia lakukan hanya ditujukan untuk mendapat pujian orang lain. Dan ketika orang tersebut tidak melakukan sesuatu (padahal itu baik dan benar) dikarenakan takut dicela. Kalau sampai terperangkap seperti ini, rugilah kita. Ketika melakukan sesuatu, kita kehilangan esensi yang seharusnya kita dapatkan. Dan ketika tidak melakukan sesuatu, kita pun kehilangan kesempatan untuk mendapatkan hal yang mungkin kita (dan orang lain) butuhkan.
Kenapa suka dipuji?
Seseorang yang jarang mendapatkan pujian sejak masa kecilnya mungkin adalah orang yang punya kemungkinan lebih besar untuk menikmati pujian. Bagaimanapun, kita merasa bahagia atau senang ketika dipuji. Ibarat makanan, pujian adalah makanan yang enak. Jika sedari kecil seseorang tidak pernah makan enak, sekalinya dia mencicipi makanan yang enak, dia akan ketagihan. Makan terus menerus hingga pada titik tertentu kepuasannya mengkonsumsi makanan tersebut akan turun hingga akhirnya bosan. Yang jadi masalah adalah ketika rasa bosan itu timbul ketika bentuk tubuh orang tersebut sudah tidak karuan karena terlalu banyak makan makanan enak tersebut. Sampai disini, semoga Anda mendapat apa yang saya maksud.
Lalu saya bingung, bagaimana jika kita yang mengalami hal tersebut? Apa yang bisa kita lakukan? Apakah membiarkan saja sampai nantinya bosan sendiri? Atau dengan cara tertentu menyadarkan diri sendiri bahwa makan makanan enak itu terus menerus tidak sehat? Atau mungkin, satu hal kecil yang dapat memberikan impact nyata: puji diri sendiri diam-diam. Cukup katakan dalam hati bahwa kita berharga, tanpa perlu semua orang mengatakan hal yang sama pada kita.
Lalu dengan ini kita juga tersadar, bahwa memberikan pujian yang tulus terhadap orang lain itu penting. Agar orang merasakan bagaimana enaknya dipuji. Agar mereka tidak harus merasakan kehausan akan pujian dulu sehingga mereka akan menghabiskan hidupnya mengemis akan hal itu.
Kenapa takut dicela?
Seperti halnya ada makanan enak dan tidak enak, dimana orang-orang suka makan yang enak dan menghindari yang tidak enak. Celaan adalah makanan yang tidak enak. Karena ketika dicela, orang merasa tidak diterima. Penerimaan itu penting. Sangat penting sehingga setiap orang berusaha tampil rapi, bersikap baik dan menyenangkan, membantu orang lain, dan menyesuaikan dengan orang-orang agar dapat diterima.
Bayangkan bagaimana menderitanya seseorang yang sudah berusaha mencari penerimaan tapi tetap tidak diterima. Seperti halnya dengan pujian tadi, untuk hal ini sebaiknya kita mulai dengan tidak mencela diri sendiri. Menerimanya dengan apa adanya dia. Dan berusaha terus berbenah alih-alih terus mencela diri sendiri. Selanjutnya, mencoba menerima setiap orang, bagaimanapun jeleknya tampilan luar mereka.
Sambil tidak lupa menerima fakta bahwa celaan itu biasa. Inilah hidup. Orang yang tidak pernah salah itu tidak ada. Orang yang tidak pernah dicela itu tidak ada. Jadi, tinggal bagaimana kita bisa belajar dan tidak terganggu dengan celaan-celaan itu saja.
Bagaimana pendapat Anda?
Kenapa suka dipuji?
Seseorang yang jarang mendapatkan pujian sejak masa kecilnya mungkin adalah orang yang punya kemungkinan lebih besar untuk menikmati pujian. Bagaimanapun, kita merasa bahagia atau senang ketika dipuji. Ibarat makanan, pujian adalah makanan yang enak. Jika sedari kecil seseorang tidak pernah makan enak, sekalinya dia mencicipi makanan yang enak, dia akan ketagihan. Makan terus menerus hingga pada titik tertentu kepuasannya mengkonsumsi makanan tersebut akan turun hingga akhirnya bosan. Yang jadi masalah adalah ketika rasa bosan itu timbul ketika bentuk tubuh orang tersebut sudah tidak karuan karena terlalu banyak makan makanan enak tersebut. Sampai disini, semoga Anda mendapat apa yang saya maksud.
Lalu saya bingung, bagaimana jika kita yang mengalami hal tersebut? Apa yang bisa kita lakukan? Apakah membiarkan saja sampai nantinya bosan sendiri? Atau dengan cara tertentu menyadarkan diri sendiri bahwa makan makanan enak itu terus menerus tidak sehat? Atau mungkin, satu hal kecil yang dapat memberikan impact nyata: puji diri sendiri diam-diam. Cukup katakan dalam hati bahwa kita berharga, tanpa perlu semua orang mengatakan hal yang sama pada kita.
Lalu dengan ini kita juga tersadar, bahwa memberikan pujian yang tulus terhadap orang lain itu penting. Agar orang merasakan bagaimana enaknya dipuji. Agar mereka tidak harus merasakan kehausan akan pujian dulu sehingga mereka akan menghabiskan hidupnya mengemis akan hal itu.
Kenapa takut dicela?
Seperti halnya ada makanan enak dan tidak enak, dimana orang-orang suka makan yang enak dan menghindari yang tidak enak. Celaan adalah makanan yang tidak enak. Karena ketika dicela, orang merasa tidak diterima. Penerimaan itu penting. Sangat penting sehingga setiap orang berusaha tampil rapi, bersikap baik dan menyenangkan, membantu orang lain, dan menyesuaikan dengan orang-orang agar dapat diterima.
Bayangkan bagaimana menderitanya seseorang yang sudah berusaha mencari penerimaan tapi tetap tidak diterima. Seperti halnya dengan pujian tadi, untuk hal ini sebaiknya kita mulai dengan tidak mencela diri sendiri. Menerimanya dengan apa adanya dia. Dan berusaha terus berbenah alih-alih terus mencela diri sendiri. Selanjutnya, mencoba menerima setiap orang, bagaimanapun jeleknya tampilan luar mereka.
Sambil tidak lupa menerima fakta bahwa celaan itu biasa. Inilah hidup. Orang yang tidak pernah salah itu tidak ada. Orang yang tidak pernah dicela itu tidak ada. Jadi, tinggal bagaimana kita bisa belajar dan tidak terganggu dengan celaan-celaan itu saja.
Bagaimana pendapat Anda?
Comments
Post a Comment