Posts

Showing posts from 2013

Hal-hal yang Sebaiknya Dilakukan di Usia 20an

Ada bacaan menarik di situs quora.com, tentang apa yang bisa dilakukan seseorang yang berusian 20an tahun untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Berikut saya kutipkan beberapa poinnya, dengan beberapa penyesuaian. Pada usia 20, ada dua hal yang kita coba seimbangkan, yaitu jangka pendek dan jangka panjang: Keputusan yang kita buat pada usia ini akan berdampak pada keseluruhan hidup kita. Kita sangat mudah meremehkan nasihat untuk tidak melakukan sesuatu, karena kita masih muda. Misalnya: mengabaikan nasihat untuk tidak merokok. Pada usia ini, kita harus mempertimbangkan dampak jangka panjang dari keputusan yang kita ambil. Kita memiliki kesempatan dan kebebasan yang unik untuk menjadi spontan dan wild . Gunakan kesempatan ini, karena seiring waktu/usia, tanggung jawab kita kepada pihak lain akan bertumbuh, dan kita tidak bisa lagi se-spontan dan wild seperti sekarang.  Waktu adalah sumber daya kita yang paling berharga, dan waktu berlalu begitu cepat. Uang bukan pengganti untu

The Importance of Managing Your Cash Carefully

As my age turn 20, my desire to be financially independent is going stronger. My plan not to ask money from my parents ran for few months, supported by scholarship and some amount from part time job selling football jersey online. I was glad, or maybe too much. I started to spend more, consuming tastier and more expensive foods, travel to some place in other provinces, and spent on few things I didn’t really need. Well, foods and travels are good, I don’t want to say that I regret on that. The bad thing is the overconfident that I will get some amount of cash in next every single month. Now, as my part time job enters a challenging time and the scholarship is unexpectable (don’t know when it will be cashed), I start to realize the importance of saving money. Because when we said we want to financially independent, as a man, we have to be serious. Don’t keep on mind that we can ask money to our parent anytime we are out of cash. It will make a moral hazard, because we don’t think tha

Lose Even Before Fight

If we are panic when we encounter something beyond our capabilities, let say a task that is so difficult, then we done. Because when we are panic, we can't think properly. Whereas, all we need when we are in that condition is keep calm and think. There is no such college task that is so difficult -so it can't be done-, as long as we stay calm, focus, and keep working. Just don't think about unimportant things like 'all my friend do their homework better than me', 'I'm stupid, they are so damn smart', 'my teacher will beat me up in front of class -it will makes me so embarrassed', etc. All we need is to think about our task, how to solve that, and believe that we can do it well. At least we have to fight first before admit a defeat. Even if we really lose the fight, at least we learn something from our mistakes. There is no advantage of being panic, nervous, stress, or feel inferior. All that bad thing that run wild on our mind is often just on

Strong People Stay Calm

Setiap mahasiswa punya banyak tugas dan deadline , gak peduli universitas dan jurusannya apa. Semua mungkin tertekan, merasa stres. Tapi gak semua mau dikalahkan rasa stresnya. Ada yang tetap tampil ceria, segar, dan tenang alih-alih tampil tergesa, tegang, dan terlihat tidak menikmati hidup. Dari pengamatan sekilas, orang-orang yang tenang dan tetap bahagia meskipun mereka sama sibuknya dengan yang lain ini adalah meraka yang kuat, yang pintar, yang pencapaiannya banyak. Mereka jarang mengeluh. Mereka gak terburu ingin semua tugasnya selesai secepat kilat, hingga memaksa multitasking, yang justru hasilnya gak maksimal. Bahkan mungkin menambah stres karena jadinya tugas-tugas ga ada yang selesai. Mereka dengan tenang mengerjakan tugas satu per satu. Memikirkan hanya satu hal dalam satu waktu. Fokus. No rush. Pikiran bekerja dengan baik. Tugas selesai. Beban berkurang. Bersenang-senang sebentar. Lalu tugas berikutnya. Kerjakan dengan tenang lagi. Begitu seterusnya. Sampai pikiran bena

Banyak Kesempatan

Semester ini, kuliah rasanya lebih sibuk dari semester-semester sebelumnya, meskipun saya mengambil lebih sedikit SKS. Entah karena tugas yang lebih banyak, atau saya back to normal dari yang semester lalu teledor, lalai dengan kuliah, jadi semester lalu rasanya nggak sibuk. Hahaha... Sudahlah, semester lalu sudah lewat. Semester ini, banyak pengalaman dan kesempatan baru. Semester ini saya jadi lebih akrab dengan buku. Banyak sekali tugas baca dan nulis. Selain itu, banyak juga buku-buku umum yang menjadi minat. Tapi celaka, ketika terlalu banyak hal yang diinginkan, pastilah kepala mau meletus. Memang benar nafsu itu kalau tidak dikontrol jadinya jelek. Pengen pintar pun gak bisa instan kan. Oh iya, btw semester ini banyak sekali kesempatan bagus datang, mulai dari program beasiswa, pertukaran pelajar, lomba bisnis, belajar musik, belajar bela diri, dll. Nah, akibat banyaknya kesempatan-kesempatan keren itu, jadi sadar diri juga banyak kekurangan. Jadi sadar kalau waktu berharga

Dari Universitas Indonesia Depok ke Mega Kuningan Jakarta

Barangkali ada yang mau pergi ke kawasan perkantoran Mega Kuningan Jakarta dari UI Depok naik angkutan umum, yang gampang yaitu naik KRL dari Stasiun UI atau Stasiun Pocin, turun di Stasiun Tebet, lalu sambung metromini 44 dari depan St. Tebet, turun di depan Ambassador Mall. Dari sini tinggal sedikit melangkah ke depan, lalu belok kiri udah masuk kawasan perkantoran.

Bingung

Ketika membuka dashboard Blogger untuk menulis sebuah post, tiba-tiba pikiran saya beralih ke toko online yang baru, yang belum selesai pengerjaannya. Jadi saya buka new tab untuk membuka web tersebut. Sembari menunggu loading, saya kembali ke tab Blogger untuk melanjutkan menulis. Baru mengetik 3 kata, loading tab sebelah tadi selesai, dan saya berpindah lagi. Niat awalnya tadi, di web yang baru ini saya ingin update produk saja, tapi karena ada notifikasi untuk upgrade ke versi WordPress terbaru, maka saya upgrade dulu, dan singkat kata, saya melakukan banyak hal lain selain update produk. Tidak terasa, satu jam terlewat. Memang, toko online saya sekarang kelihatan lebih bagus dan secara teknis lebih aman, karena saya sudah update WordPress ke edisi terbaru, lalu ganti theme dan pasang plugin. Tapi, tujuan awal saya tidak tercapai, untuk update produk. Apalagi tujuan yang lebih awal lagi, untuk menulis di Blogger. Lalu apa yang terjadi? Karena mata capek, saya istirahat sebentar. S

Be Original

Dalam sebuah sesi Truth or Dare yang dialami teman saya, si X, dia kena "Truth", maka terpaksa membongkar tipe cewek yang dia sukai. Dia bilang suka yang lebih tua (mungkin dewasa maksudnya). Lalu ganti ke orang lain yang kena "Truth" juga, ditanya bagaimana tipe cowok yang dia sukai. "Pertama, sama kayak si X tadi, saya suka yang dewasa. Terus, saya juga suka yang keras. Bilang A ya A, segera lakukan. Tegas dan cepat. Agak otoriter gitu." Kaget dan ketawa saya dengar cerita si X. Ternyata bagaimana pun sifat asli kita, tak perlu khawatir kita tidak laku. Yang cewek tidak perlu ikut-ikutan jadi manja dan sok imut supaya disuka cowok. Toh, itu, teman saya yang hebat, si X, juga suka cewek yang nggak manja. Para cowok juga gak perlu sok demokratis supaya disuka cewek. Ada juga ternyata cewek yang butuh cowok keras, otoriter, supaya dia lebih terarah. Well, bagaimanapun kita, tak ada yang lebih nyaman selain menjadi diri sendiri. PS: saya tak mengatak

PemalasxPemalas

Di berbagai kondisi yang pernah saya alami, kondisi yang paling menyiksa adalah ketika saya sedang banyak-banyaknya keinginan, tetapi malah malas-malasnya. --- Padahal tidak kurang orang tua memberi contoh bekerja keras. --- Dalam HunterxHunter, untuk terus menjadi kuat Gon perlu teman Killua, dan banyak teman lainnya lagi. Mungkin semua pemalas yang banyak mimpi ini harus berteman dan berlomba dengan pemalas yang banyak mimpi lain untuk lebih cepat mewujudkan mimpinya. Seperti Gon dan Killua berlomba jadi lebih kuat. Tapi kalau sedang sial, mereka justru mendapat orang pemalas dan bukan pemimpi. "Saya malas, dan inilah saya. Mau apa?" Tapi yang sangat beruntung, akan dapat teman pemimpi yang rajin. Orang seperti ini biasanya juga mengayomi orang yang lebih lemah (si pemalas yang banyak mimpi tadi). Dan tanpa terasa, pelan-pelan, secara halus, si pemimpi yang rajin ini mengajak si pemalas mengikuti kebiasaannya. Anda tahu cerita selanjutnya.

Niat yang Lain

Jika semua yang kita capai nantinya tidak akan dipuji orang lain, masihkah kita ingin bermimpi tinggi-tinggi? Jika semua yang kita kerjakan nantinya tidak akan membuat orang kagum kepada kita, masihkah kita mau bekerja keras? Apakah kita ingin ini ingin itu karena orang lain yang menurut kita hebat, menurut kita bahagia, juga melakukannya? Kebahagiaan karena pujian orang hanya bertahan beberapa hari. Keberhasilan mengikuti pencapaian orang lain malah belum tentu membuat bahagia. Lalu apa yang membuat bahagia bertahan selamanya? Rasanya hidup juga terlalu pendek hanya untuk merasa bahagia (saja). Setelah bahagia, lalu apa? Mati, hilang. Selesai semua. Atau hanya karena sifat rakus saja manusia ingin lebih dari sekedar berbahagia (di dunia)? Apapun niat hidup saya sekarang, rasanya saya perlu memikirkan niat yang lain. Kamu, apa niatmu?

One Man Show

Mungkin engkau pernah mendengar puncak yang diberkahi. Ia adalah gunung tertinggi di dunia. Dan apabila engkau sudah mencapai puncaknya, engkau hanya akan memiliki satu hasrat, untuk turun dan tinggal bersama dengan mereka yang menghuni lembah terdalam. Itulah mengapa ia disebut gunung yang diberkahi. (Kahlil Gibran) Seseorang boleh punya banyak keinginan dan berusaha mewujudkan semuanya, meski itu hanya untuk kesenangannya pribadi. Yang saya pelajari, bahwa ketika seseorang mencapai puncak tertentu dalam pencapaiannya, orang tersebut akan secara pribadi (tanpa diminta) akan memikirkan yang selain dirinya. Dia merasa cukup dengan dirinya, ingin membagikan yang dia punya ke orang lain. Namun, saya juga belajar, bahwa untuk mencapai puncak-puncak tertentu, seseorang tidak bisa sendiri. One man show suatu saat pasti terbentur batas. Untuk naik lebih tinggi lagi, seseorang butuh teman, rekan kerja. Untuk seseorang yang terbiasa bekerja sendiri, mungkin awalnya sulit membentuk ti

Living the Dreams

Image
Sudah lamaaaaaaa sekali saya ingin nulis dengan judul itu. Hahaa.. Ya, awalnya saya pikir akan lebih lama lagi saya merasa hidup bahagia, karena impian-impian saya tercapai. Tapi setelah berhenti sejenak, hei, sebenarnya banyak mimpi saya sudah tercapai lho. Hanya, saya lupa menikmatinya, mensyukurinya, dan hanya berfokus dengan keinginan lain yang lebih tinggi. Pantas saja saya stress. Dalam sebuah video yang berjudul why happiness is new productivity saya mendapat insight bahwa kita bisa sangat produktif ketika memiliki 2 hal. Visi dan rasa syukur. Apapun yang sudah kita capai, kita syukuri, agar tercipta kondisi positif, yang membuat kita terus semangat bekerja, dan visi yang memberikan kita arah dan tujuan akan kemana lagi kita melangkah. Selama ini saya cuma punya visi dan tidak bersyukur, ya jadinya stress itu tadi. Okelah, sekarang saya ingin hidup bahagia kapanpun, sembari terus bermimpi dan mencapai keinginan yang lebih tinggi lagi. Dulu saya ingin sekolah di sekolah bisni

Idealis, Materialis, dan Tujuan Hidup

Dalam Madilog yang ditulis Tan Malaka, dijelaskan tentang filsafat yang (untuk mudahnya) dibagi menjadi dua, idealis dan materialis. Orang yang menganut idealisme percaya bahwa ide ada lebih dulu daripada material. Sedang orang yang menganut materialisme percaya bahwa material ada lebih dulu dari ide. Seorang idealis percaya pada hal mistik, gaib. Seorang materialis percaya pada hal nyata, sains. Jika diterapkan dalam tujuan hidup, ketika saya menjadi idealis, saya akan hidup seperti ini: Saya percaya tentang ide adanya Tuhan, akhirat, surga, dan neraka. Maka saya akan menjadi penganut agama yang taat, berbuat kebaikan sesuai yang dianjurkan dalam kitab, dan menghindari keburukan yang menyebabkan dosa. Saya akan lebih mengutamakan tindakan yang menghasilkan kebaikan di akhirat -karena lebih besar kenikmatannya, dan lebih kekal- daripada kenikmatan dunia (yang hanya sesaat). Dunia tak berarti banyak bagi saya, selain sebagai ladang untuk berbuat kebaikan, berbakti kepada Tuhan. Ji

A Little Thing Called...

Ketika dengannya kita senang. Berbuat untuknya kita semangat. Ketika ditinggalkannya terasa sepi. Ketika melihatnya dengan lawan jenis yang lain terasa panas, super panas. Tetapi ketika bersamanya, kadang (oke, sebenarnya sering) memperlakukannya seperti dia adalah milik. Harus selalu ada, harus selalu mau, melakukan apa saja. Sering juga memarahinya, meskipun kadang juga agar dia lebih baik. Tapi kadang juga karena ketidakikhlasan diri dalam menerima. Karena sudah memberi, maka berharap diberi yang sama. Oh, cinta.

Move on

Sesungguhnya yang lebih membuat pusing itu bukan gak adanya pilihan lain, tapi gak bisanya kita untuk move on. Ketika suatu kegiatan, sebuah benda, atau seseorang menjadi terlampau dekat dengan keseharian kita, memberikan kita kesenangan-kesenangan, dan akhirnya menjadi terlalu lengket dengan kita, hingga terasa sakit jika coba dipisahkan. Meskipun kita mengerti kita harus berpindah dari sesuatu itu -karena tidak match dengan diri kita- tetapi tetap saja rasanya, tak ingin lepas. Mungkin sepertinya inilah rasa yang dialami para perokok, gamers, dan para pecandu lainnya yang sedang ingin berpisah dari sesuatu yang dicanduinya. Lemas, tidak bisa diri kita tanpa kegiatan, benda, atau orang itu. --- Oh hai, bukannya dunia masih luas, masih banyak yang belum kita coba, lakukan, miliki, sukai, atau cintai? Kenapa masih disitu? --- Sudah dibilang, lemas, dasar kau tak bisa mengerti! --- Nah itu, kau masih bisa teriak. --- Ah sudahlah, aku mau tidur.